Bacalah Dahulu

"Cerita ini memang fiksi. Namun, bila anda dapat menemukan pesan dan makna dari cerita ini, dan itu dapat merubah anda. Pesan dan makna itulah yang non-fiksi"



-zuzu-

Minggu, 12 September 2010

Shoot Gun KUNO, tembakan TIDAK KUNO

Mijikai pun menyuruh seluruh anggotanya maju kecuali Tokushe. Omoidasu Tokushe, seorang penembak jitu, Ia biasanya menggunakan Shoot Gun kuno andalannya.

"Tunggu, pimpinan.. Kenapa aku harus menunggu di sini?" tanya Tokushe.

"Kau bisa menjadi penyelamatan pada akhirnya" balas Mijikai. Tokushe pun mengangguk. "Ayo semuanya, berpencar." perintah Mijikai kepada semua anggota.

Makhluk-makhluk itu lalu berhenti dan mengambil pedang yang ada di punggung mereka. Setelah itu mereka berlari. Semua anggota berpencar ke arah ang berbeda-beda, mereka semua berlari dan mulai menyerang makhluk-makhluk itu dari berbagai sudut.

Mijikai mengangkat pedangnya yang sejak tadi sudah ada di tangannya, energi kuning (yang pada awal sudah disebutkan) memanjang sejauh 3 meter. Sekarang, pedang tersebut bagaikan sebuah cambuk berwarna kuning. Mijikai pun maju, Ia berlari menuju salah satu makhluk. Makhluk tersebut mengangkat pedangnya dan mencoba menghantam Mijikai. Namun, apa day, Mijikai menghindar dengan cara meloncat tinggi, sekarang ia berada di atas tanah.

Ia pun mengayunkan pedangnya dari atas ke bawah, energi kuning yang memanjang tersebut mengenai makhluk yang diserangnya tadi. 'SRUUT' suara saat tubuh makhluk tersbut terbelah, lalu 'DEEUUM' meledaklah dia.

Mijikai yang masih berada di atas tanah, melihat teman-temannya yang sedang bertarung, lalu ia turun dan masuk ke dalam kepulan asap sisa pertarungan yang tadi. Setelah kakinya menginjak tanah, Ia pun berlari kembali keluar dari kepulan asap tersebut. Di hadapannya sekarang sudah ada satu makhluk yang akan mengeluarkan cahaya birunya. 'DUAAASSSHH' cahaya biru tersebut di tembakan dan melesat cepat kearah Mijikai, Mijikai pun berhenti. Ia terdiam sesaat, setelah itu dia mengayunkan pedangnya ke berbagai arah.

Ayunan tersebut menciptakan sebuah gambar bintang yang tersusun atas garis-garis kuning. Bintang tersebut diambil dengan tangan kirinya (tangan kanannya memegang pedang). Lalu ia lemparkan bintang tersebut, 'SYYUUT' bintang tersebut melesat dan membelah cahaya biru yang menuju kearah Mijikai. Cahaya biru yang bersifat merusak itu pun lenyap, namun bintang itu masih bergerak menuju makhluk yang mengeluarkan cahaya biru tadi.

Tiba-tiba, kira-kira empat buah makhluk sejenis menggunakan pedang mereka untuk menghantam bintang tersebut. Tapi sia-sia, keempat-empatnya terbelah termasuk makhluk yang sebelumnya menyerang. 'DEEUUUM' terdengar beberapa ledakan. Mijiakai pun kembali berlari menuju makhluk-makhluk yang tersisa (karena jumlahnya sangat banyak)

Di perjalanannya menuju makhluk-mahkluk itu, dan di tengah pertarungan yang terjadi sengit antara anggota organisasi perdamaian dan mahkluk-mahkluk itu, tiba-tiba, seolah-olah waktu berhenti. Semua anggota terdiam, termasuk Mijikai. Tapi, anehnya makhluk-makhluk yang banyak itu masih bisa bergerak.

Para anggota yang terdiam tersebut dihantam satu persatu oleh makhluk-makhluk itu, sehingga sebagian dari mereka terlempar jauh. Setelah terjatuh, mereka semua dapat berdiri namun pada saat berdiri mereka sudah tak berdaya. Banyak tulang-tulang yang retak. Mijikai masih terdiam, dia heran, kenapa waktu berhenti tapi dia masih bisa menggerakan matanya.

"Kemampuan yang mengerikan." gumamnya Mijikai dalam hati.

Makhluk-mahkluk itu pun berhenti menyerang dengan ganas. Kali ini lebih ganas lagi, dari tangan kanan mereka keluar sebuah senapan mesin, dengan peluru berdiameter 7 cm.

"AKH !" Mijikai berteriak dalam hatinya, dia melirik teman-temannya sudah banyak yang tumbang dan penuh darah. Mijikai ingin berteriak namun tidak bisa. Semuanya terhenti.

Senapan mesin itu mulai berputar, pelan dan semakin cepat. Mijikai melotot dan sesekali melirik teman-temannya. Ia meneteskan air mata.

"Ayolah, bergerak bergerak ! BERGERAK !" gumamnya dalam hati. Namun, semua itu percuma.

Dari kejauhan Tokushe yang sedang mengintai dari jauh terlihat bingung.

"Ada apa ini, kenapa di sana keadaan kelihatan sedikit aneh?" gumam Tokushe. Tokushe yang sedang kebingungan melihat bola hitam milik Kubo yang diam di udara. "Tidak biasanya.. Biasanya bola itu melesat sangat cepat.. Uh.. Apa yang sedang terjadi di sana?"  lanjutnya. Saat itu ia teringat pekataan Mijikai, bahwa dia bisa menyelamatkan mereka.

Mengingat itu Tokushe lalu mengambil amunisi. Di saat yang sama makhluk-makhluk itu menembakan peluru-peluru senapan yang besar dan bergerak sangat cepat. 'DREEDEETDREEDET' terdengar suara senapan mesin. Peluru-peluru itu sedikit meleset, hanya mengenai beberapa anggota, itu pun hanya bahu atau kaki.

"Ah ! itu senapan mesin !" Tokushe terkejut. Ia lalu mengambil aba-aba.

Untuk yang kedua kalinya makhluk-mahkluk itu menembakan peluru mereka. 'DREEEDEETDREEDEEET'. Saat itu lah, Tokushe juga menembakan peluru miliknya. Yang hebatnya satu peluru tersebut tiba-tiba berubah menjadi makhluk bersayap dan melesat menembus kecepatan cahaya. Peluru-peluru dari makhluk itu berjatuhan bahkan ada yang menjadi hancur terkena hantaman peluru Tokushe. Peluru Tokushe menghantam makhluk-makhluk itu. Sehingga setengah dari mereka hancur, dan sisanya kebanyakan yang kehilangan organ tubu mereka.

Setelah itu, semua anggota dapat berdiri kembali. Kubo dan Shi pun berdiri.

"Ini yang terakhir kawan-kawan !" Shi berteriak, ia pun berlari.

Kubo mengeluarkan gumpalan hitam dari kelima jarinya. Gumpalan atau bola hitam itu dileparkan kelima-limanya. Di tengah perjalanannya, bola tersebut menggembung dan jatuh satu-persatu. 'DUUUAAAM' 'BUUUOOM' suara-suara ledakan yang dasyat, ledakan tersebut membuat beberapa makhluk tak dapat berdiri lagi. Sementara Shi yang berlari mengeluarkan pedangnya yang berubah menjadi naga emas raksasa. Naga-naga tersebut menghantam semua mahkluk-mahkluk yang tersisa, naga itu bergerak sangat lincah, 'DUUER' menabrak makhluk yang ada di sebelah sini, lalu berputar dan menabrak makhluk yang ada di sebelah sini.

Tidak ada komentar: