Sebuah desa di atas bukit terlihat sepi dari penduduknya malam itu, ternyata di tengah bukit, terlihat para penduduk desa yang sedang menunggu sesuatu. Entah apa yang mereka tunggu sehingga para penduduk tersebut selalu melihat kearah kaki bukit.
Mereka terlihat seperti mengintai sesuatu. Hal itu bisa dipastikan dengan cara mereka berbicara, yaitu berbisik, cara mereka melangkah, yaitu mengendap-endap, seakan tak mau terdengar oleh sesuatu di kaki bukit sana, juga dengan sesuatu yang mereka bawa, yaitu pedang untuk beberapa orang, sedangkan sisanya membawa alat-alat sawah serta kayu-kayu yang terlihat besar dan tajam.
Bukit diselimuti kabut pada malam itu. Kesunyian membuat suasana tambah menegangkan, sebenarnya apa yang mereka tunggu?
Setelah beberapa menit mereka menunggu, tiba-tiba sebuah cahaya putih muncul dari balik kabut. Cahaya itu kecil namun lama-lama membesar, tanda bahwa cahaya itu mendekat.
Melihat cahaya itu, para penduduk menjadi kaget. Mata mereka melotot, terlihat sekali bahwa mereka ketakutan, hal itu dapat diyakini dengan tangan mereka yang mulai bergetar dalam memegang senjata yang mereka bawa, cukup membuktikan bahwa mereka itu kaget. Cahaya tersebut terlihat semakin mendekat dan makin menyilaukan.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”, ujar seseorang kepada orang di sebelahnya.
“Kita tunggu aba-aba, lalu kita serang.”, Balas orang tersebut.
Terdengarlah suara peluit yang panjang, tanda mereka harus menyerang. Para penduduk pun berlari turun menuju kaki bukit. Namun, di tengah-tengah perjalanan mereka untuk turun, cahaya tersebut menghilang. Para penduduk kaget lalu berhenti.
“A… Apa yang terjadi?”, seseorang bertanya keheranan.
Para penduduk dibuat bingung kembali oleh cahaya yang menggantikan cahaya putih tadi, itu adalah cahaya biru yang bersifat merusak dan bergerak sangat cepat menju kearah para penduduk itu. Para penduduk tak bisa melakukan apa-apa. Mereka hanya terdiam. Tiba-tiba, datang seseorang yang memantulkan cahaya tersebut dengan pedangnya. Cahaya itu bergesekan dengan pedangnya sehingga membuat suara yang nyaring. Cahaya pun terpantul dan orang tersebut terlempar, namun, Dia dapat mengendalikan dirinya sehingga Ia tidak tergeletak di tanah. Cahaya itu kembali menuju ke asalnya dan terjadi sebuah ledakan di sana.
Kondisi di daerah itu menjadi berantakan, pohon-pohon hancur karena cahaya tersebut, cahaya itu juga menimbulkan bekas pada tanah.
Orang tadi memasukan pedangnya ke dalam sarung pedangnya dan membersihkan jubahnya yang berwarna coklat. Ia pun berjalan melewati para penduduk yang terdiam tak bergerak karena saking kagetnya, hampir saja mereka tewas karena cahaya tersebut sangat berbahaya. Tapi, orang tersebut menyingkirkan cahaya tersebut dengan mudah.
Sekarang orang tersebut berdiri di posisi paling depan dari semua penduduk yang ada di situ.
“Huh… Mulai dari sini, aku dan teman-temanku yang ambil alih”, ujar si pria berjubah coklat dengan rambut berponi panjang yang menutupi mata sebelah kanannya.
Tiba-tiba, sekumpulan orang pun muncul, mungkin sekitar dua puluh satu orang, mereka adalah orang yang berpenampilan asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar